Hai, mumpung lagi ambil cuti mau cerita lagi tentang liburan yang udah lama banget sebenernya tapi belum pernah ditulis disini hahaha. Jadi waktu sekitar bulan Oktober 2020, gw sama temen kantor liburan ke Derawan. Sebenernya memutuskan untuk liburan ke Derawan ini bisa dibilang dadakan dan nekat banget sih. Kenapa gitu? Pertama, lagi long weekend pasti rame banget yang liburan, kedua masih pandemi COVID gelombang pertama dan Ketiga, cuaca dibulan Oktober lagi mulai banyak hujannya jadi sebenernya agak riskan kalau pergi ke laut. Masing – masing dari kita semua tuh sampai izin ke manager buat liburan ini. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya kita tetap memutuskan untuk pergi liburan selama 4 hari 3 malam. Sebenernya udah lama banget loh mau liburan kesini karena pemandangan lautnya yang bagus banget, tapi karena jauh banget dan lumayan mahal jadi susah buat nyari temen yang mau liburan kesini. Pas banget enggak lama setelah mutase kerja ke Balikpapan, temen kantor ngajakin dan tau kalau ada ceweknya, langsung deh fix ikutan. Kami liburan bersembilan yaitu aku, Nadilla, Kak Virgi, Mas Rifqi, Bernando, Mas Okto, Alvin, Pak Ali dan Istrinya.
Lokasi & Akses
Menuju Derawan
Pulau Derawan terletak di Kepulauan
Derawan, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau. Terdapat dua akses yang bisa
dipilih untuk menuju Pulau Derawan, yaitu melalui Berau atau bisa melalui
Tarakan dimana perbedaannya kalau memilih melalui Tarakan, maka lebih banyak
menghabiskan waktu di speedboat, sedangkan bila melalui Berau maka lebih banyak
menghabiskan waktu dipesawat dan dimobil. Kemarin kita memilih untuk lewat
Berau. Kami berangkat dari Balikpapan menuju Berau menggunakan pesawat kurang
lebih selama 30 menit. Sesampai di Berau, kami dijemput sama travel kemudian
lanjut menuju dermaga melalui jalur darat selama kurang lebih 3.5 jam karena
sempat mampir istirahat makan dan sholat. Setelah itu, kami lanjut menggunakan
speedboat selama kurang lebih 30 menit untuk akhirnya sampai ke Pulau Derawan.
Jadi total perjalanan dari Balikpapan menuju Pulau Derawan melalui Berau kurang
lebih sekitar 5 – 6 Jam. Kami sampai di pulau Derawan sekitar pukul 16.00 WITA.
Jadi kurang lebih dari 4 hari liburan, 2 hari itu sebenernya akan habis untuk
perjalanan pergi dan pulang.
Biaya
Perkiraan biaya liburan ke derawan
menggunakan open trip kurang lebih sebagai berikut :
- Biaya pesawat PP (Balikpapan – Berau – Balikpapan) : Rp. 1.100.000
- Biaya Rapid Test : Rp. 150.000
- Biaya Open Trip + Tips : Rp. 2.200.000 (sudah termasuk makan, tempat tinggal, alat snorkeling, go-pro dan speedboat)
- Biaya Sewa Kamera/Go-Pro tambahan : Rp. 100.000 – 300.000
- Biaya Sewa Sepeda : Rp. 20.000/sepeda seharian
- Biaya – Biaya tak terduga lainnya / oleh – oleh sesuai dengan budget masing – masing
Perkiraan biaya di atas tergantung dari
jasa open trip, lamanya hari, itenary, tempat penginapan, starting point serta
maskapai penerbangan yang dipilih ya. Menurutku pribadi, jasa open trip yang kami
pilih lumayan memuaskan walaupun fasilitas tempat tinggal dan makanannya
sederhana tapi overall layanannya mereka bagus. Satu lagi yang patut diacungin
jempol adalah nahkoda kapalnya luar biasa sih mau berterimakasih berkali – kali
rasanya kalau inget kejadian disana. Hehehe
Tempat Wisata Pulau Derawan dan Sekitarnya
Pulau
Derawan
Kami sampai di pulau derawan sekitar
jam 16.00 WITA, ketika sampai kami verifikasi berkas rapid test dan langsung
diantarkan menuju tempat penginapan. Tempat penginapannya persis sama seperti
yang difoto loh di atas air. Dari tempat penginapan kita langsung bisa lihat ke
laut, airnya jernih banget dan banyak penyu disekitarnya. Setelah meletakkan
barang – barang, karena masih punya waktu cukup banyak sebelum magrib, kita akhirnya
memutuskan untuk jalan – jalan di sekitar pulaunya. Masing – masing dari kita
menyewa sepeda dan menuju pantai yang jaraknya engga telalu jauh dari tempat
penginapan. Sesampainya di pantai, kita disana foto – foto dan menikmati es
kelapa muda. Pantainya lumayan besar, ada lapangannya juga bisa buat main voli
dan ternyata ada penginapan yang bener – bener depan pantainya. Waktu kita
kesana lumayan ramai karena pas banget long weekend.
Setelah puas main – main dipantai, kita
pulang ke tempat penginapan dan makan malem di restaurant yang jaraknya kurang
lebih 10 menit jalan kaki dari penginapan. Setelah makan malem, kami semua di
briefing rencana perjalanan untuk besoknya. Mulai dari berangkat jam berapa,
tempat yang akan dikunjungi, hal – hal yang tidak boleh dilakukan, dan juga
limit waktu dari satu tempat ke tempat lainnya supaya kita bisa mengunjungi
semua tempat sesuai dengan itenary yang sudah disusun. Setelah makan malam dan
briefing, acaranya ngobrol – ngobrol bebas, packing dan istirahat supaya
besoknya bisa bangun pagi.
Besok harinya, kami berangkat sekitar jam setengah 6 pagi, sehingga setelah sholat subuh kami sudah berjalan menuju restaurant untuk makan pagi. Dikarenakan itenary hari ini semuanya temanya berenang, jadi kita udah langsung pake baju renang.
Whaleshark Point
Kita sampai di whaleshark point sekitar
jam 8 pagi, disana udah berkumpul banyak kapal lebih dulu. Awalnya aku cuma berenang
aja liat ke bawah enggak ada apa – apa, pas pada teriak dibawah ada hiunya, aku
langsung liat ke bawah dan ternyata hiupausnya gede dan panjang banget. Panik
banget sampe teriak – teriak pas pertama kali ngeliat karena makin lama doi
makin naik ke permukaan dan beneran ngeliat dia dipermukaan makan ikan kecil –
kecil yang dikasih sama nelayan. Mulutnya gede banget dong. Oh iya, pas aku
lagi disana, ada bapak – bapak tour guide kami, nawarin aku buat direkamin
berenang sama si hiupaus, trus aku langsung mau dan bapaknya beneran manggil hiunya.
Setelah itu aku lepas pelampungku dan berenang disampingnya si hiu (ada
videonya tapi enggak bagus haha). Karena terlalu deket posisiku sama si hiu
paus, kakiku ga sengaja kena badannya yang ternyata tajam, jadi agak sedikit
luka gores aja sih untungnya. Waktu malam sebelumnya memang udah di briefing
kalau harus jaga jarak sekitar 3m karena banyak potensi bahaya dan kita gatau
apa yang ada dibadannya si hiu.
Danau Labuan Cermin
Setelah puas liat hiu, kita memutuskan
untuk lanjut perjalanan selanjutnya yaitu menuju Danau Labuan cermin. Labuan
cermin terletak di daerah Biduk – Biduk, Berau. Perjalanan menuju Danau Labuan cermin
ini cukup jauh sekitar 2 – 3 jam dari Pulau Derawan. Danau Labuan cermin ini sesungguhnya spot yang
paling aku tunggu – tunggu. Kenapa disebut Labuan cermin? Karena danau ini
memiliki air berwarna biru kehijauan yang sangat jernih seolah – olah cermin
raksasa yang bisa memantulkan bayangan di atasnya. Keunikan lain dari Danau
Labuan Cemin yaitu bagian permukaannya merupakan air tawar, namun kalau kalian
menyelam beberapa meter di bawahnya merupakan air asin dan kedua jenis air ini
tidak bercampur satu sama lain. Sayangnya waktu kami kesana, kondisi Danau Labuan
Cermin ramai banget jadi yah enggak keliatan deh pantulan cermin kayak yang ada
di foto – foto itu. Kecewa sih dikit karena udah berekspektasi mau foto ala –
ala Instagram haha tapi airnya beneran jernih dan dingin seger banget. Di bawah
danau ini, aku gabisa liat apa – apa sih, sesekali ngeliat ikan aja tapi
jumlahnya pun sedikit. Kami berenang disini sampai sekitar jam 12 siang,
kemudian kami makan dan mandi sampai sekitar jam 2 siang dan kembali ke Pulau
Derawan. Cuaca pada saat kami mau pulang dari Danau Labuan Cermin sudah sangat
mendung dan gelap padahal masih jam 2 siang.
Badai
dan Terdampar Di Talisayan
Baru beberapa menit kami meninggalkan Danau
Labuan cermin, cuaca langsung hujan dan air laut mulai bergelombang. Awalnya
kondisinya enggak terlalu mengerikan, tapi seiring berjalannya waktu dan hujan
yang semakin deras, air laut pun mulai pasang dan banyak gelombang – gelombang tinggi,
kondisinya mulai menegangkan. Satu per satu yang dimulai dari ka Virgi mabuk
laut dan muntah, selanjutnya dilla ikutan muntah sampai akhirnya pingsan. Hujan
makin deras, badai kencang dan gelombang juga makin tinggi sampai setiap kali speedboat kami melewati gelombang dengan
hentakan yang cukup keras sampai kami melompat dan air masuk ke dalam kapal. Satu
per satu dari kami mulai ikutan mabuk laut dan sampai bertahan tinggal aku, Mas
okto, Alvin, nahkoda, kenek kapal, dan tour guide kami. Kondisi seperti ini
berlangsung sekitar 2 jam sampai – sampai kaca speedboat kami pecah dihantam
ombak laut dan nahkoda kami yang sebelumnya raut mukanya datar berubah serius
dan mulai panik. Waktu itu karena tinggal kami berlima yang masih bisa
bergerak, kami sampai harus pindah – pindah tempat duduk kanan dan kiri untuk
menyeimbangkan kapal supaya kapalnya enggak terbalik. Waktu itu karena takut
banget akhirnya nangis sambil dzikir dan udah berpikiran kayaknya kita enggak akan
selamat. Kondisinya pada saat itu kacau banget. Suara hentakan kapal dengan
ombak aja udah ngeri kebayang bisa aja ngebuat kapal ini hancur ditambah
ngeliat temen – temen yang lainnya udah lemas tak berdaya ditempatnya masing –
masing.
Akhirnya sekitar jam 5 sore, kami bisa
bersandar disebuah pulau tak berpenghuni dan sudah ada satu kapal lainnya yang
juga bersandar disana. Kita semua keluar kapal menghirup udara untuk beberapa
menit. Pilihan kami disana ada dua, nekat tetap melanjutkan perjalanan ke
Derawan dengan kondisi seperti tadi lagi, atau mampir bermalam di Talisayan.
Kami memutuskan untuk bermalam di Talisayan yang merupakan salah satu kecamatan
di Berau. Dari Pulau tak berpenghuni
tadi, kami melanjutkan perjalanan lagi ke Talisayan, kondisi perjalanan kami
kurang lebih masih sama seperti sebelumnya, ombaknya masih tinggi. Kami sampai
di talisayan sekitar jam 7 malam. Sesampainya
disana, karena ada satu teman kami yang masih pingsan dan lemas, kami menumpang
beristirahat sejenak diperumahan warga sembari menunggu tour guide kami
mencarikan tempat bermalam. Namun ternyata semua tempat bermalam disini sudah
penuh. Alhamdulillah warga disana menawarkan kami untuk bermalam ditempatnya. Terdapat
ruang kosong ditengah rumah warga tersebut, kemudian kami diberikan karpet dan
akhirnya kami bermalam tidur disana. Karena kondisi kami semua bajunya basah,
jadi kami juga meminjam motor warga disana untuk membeli baju ganti. Barulah
setelah itu kami mencari makan malam bersama.
Pada saat makan malam, nahkoda kami
cerita kalau sebenarnya tadi pun dia juga beneran takut dan panik banget. Katanya
ini merupakan badai paling besar yang pernah dia alami di Derawan. Katanya dia
juga sebenernya enggak yakin kita bisa selamat apa enggak tapi dia enggak mau
kasih tau dan selama perjalanan bilang ke kami aman. Huaaa rasanya makan malem
kami nasi goreng jadi begitu nikmat karena banyak rasa syukurnya masih
diberikan keselamatan. Ini merupakan bagian paling enggak akan terlupakan dari
serangkaian liburan kami di Derawan.
Pulau
Sangalaki
Besoknya, kami enggak kembali ke Pulau
Derawan, tapi langsung lanjut ke itenary selanjutnya menggunakan baju seadanya
yang kami beli semalam. Kami sampai di pulau sangkalaki sekitar jam 08.00 WITA.
Oh iya karena disini pulaunya sepi, sebelum kami masuk melihat konservasi
penyu, kami menjemur semua baju kami yang basah. Lumayan supaya kering. Haha. Pulau
ini menjadi salah satu lokasi konservasi penyu di Indonesia yang juga menjadi
habitat beberapa penyu yang hampir punah seperti penyu sisik dan penyu hijau. Pulau
ini memang ditujukan untuk konservasi, sehingga tidak banyak orang yang lalu Lalang
di pulau ini. Di pulau ini, setiap kali penyu bertelur maka telurnya akan
selalu diawasi oleh petugas. Apabila dilihat posisi dan lokasi penyu bertelur
dan mengubur telurnya tidak aman, maka akan ada beberapa petugas dari Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang bertugas memindahkan telur ini ke
lokasi lain yang lebih aman dari predator dan penggangu lainnya. Kami bisa
melihat tukik (anak penyu) dengan jumlah yang banyak di area ini. Lucu – lucu banget!
Danau
Kakaban
Setelah puas melihat – lihat konservasi
penyu, kami melanjutkan perjalanan berikutnya menuju Danau Kakaban. Kegiatan
utama di danau ini yaitu berenang bersama ubur – ubur, tenang aja ubur – ubur
di danau ini tidak menyengat sehingga enggak perlu takut berenang dekat dengan
ubur – ubur ini. Terdapat beberapa peraturan sebelum berenang ke danau kakaban yaitu
tidak boleh menggunakan sunblock, tidak boleh menyentuh ubur – ubur, berenang
dengan tenang, dan tidak menggunakan fin. Kami perlu sedikit trekking ke dalam
hutan untuk sampai ke danau ini dari tempat kapal kami bersandar. Sesampainya
di danau, kami langsung bisa melihat ubur – uburnya dari permukaan danau.
Pemandangan di sekitar danaunya juga bagus banget dan sejuk.
Pulau
Maratua
Pulau maratua merupakan destinasi
terakhir di liburan kami kali ini. Pulau ini letaknya engga jauh dari danau
kakaban. Pulau ini terkenal dengan wisata bahari karena kecantikan lautnya yang
sering dibilang dupenya Maldives. Lautnya biru dan jernih banget. Disini juga
merupakan tempat yang tepat untuk snorkeling dan diving karena keanekaragaman
hewan lautnya yang harus aku akui bagus banget. Banyak banget ikan yang baru
pertama kali aku lihat dan warna warni cantik. Walaupun waktu itu enggak bisa
snorkeling langsung, saking jernih airnya, aku bisa lihat jelas airnya dari
permukaan aja. Sebenernya spot snorkeling di pulau ini jauh banget dari
ekspektasiku, karena spotnya tuh sebenernya kecil banget dan letaknya hanya di dekat tangga tempat kapal
kami bersandar, padahal bayanganku kami akan snorkeling di tengah laut yang
luas. Mungkin lain kali harus nginep supaya bisa lebih menjelajah pulau ini ya karena
kami disini hanya snorkeling dan selanjutnya kembali ke Derawan.
Setelah kembali ke Pulau Derawan dengan
alhamdulillah selamat, malamnya kami jalan – jalan di sekitar pulau derawan
untuk mencari oleh – oleh. Berbagai macam oleh – oleh tersedia disini dari
mulai baju, batu – batuan, tas, pajangan, semuanya ada tinggal dipilih. Hehe.
Saat kami kembali ke tempat penginapan, ternyata tempat penginapan kami mati
lampu (sampai akhir pun kami tetap apes loh). Akhirnya kami semua membawa
bantal dan kain lalu kita tiduran di luar kamar sambil ngobrol – ngobrol nunggu
lampunya hidup dan kemudian packing. Besoknya kami berangkat kembali menuju
Berau sekitar jam 8 pagi.
Selesai deh liburan kami di Derawan. Menurutku
pribadi, pemandangan bawah lautnya derawan emang patut diacungin jempol karena
hampir semua lautnya jernih banget dan pasirnya putih. Mungkin timing nya aja
yang kurang pas waktu kami kesini, lagi rame dan cuacanya kurang bagus jadi
pemandangan di beberapa tempat agak sedikit enggak sesuai sama ekspektasi.
Menurutku kalau kalian bisa diving pasti worth it banget sih dateng kesini.
Semoga post ini memberikan kalian informasi & referensi yang cukup apabila kalian ada rencana untuk berlibur ke Derawan
ya
-Enjoy-
0 Comments