BELAJAR BUDAYA KAMPUNG NAGA, TASIKMALAYA

Setelah mengunjungi kawah Gunung Galunggung di pagi hari, kami melanjutkan perjalanan ke kampung naga. Perjalanan dari Galunggung ke kampung naga ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam. Kami sampai disana sekitar jam 15.00 WIB. Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat yang terletak di desa Neglasari Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.  Masyarakat kampung ini masih memegang kuat adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur mereka dimana mereka hidup dalam tatanan yang diliputi suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional yang lekat. Keunikan kampung ini membuat wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang untuk melihat dan mempelajari tentang kehidupan , warisan adat dan budaya masyarakat disini.



Lokasi Kampung Naga
Kampung Naga terletak pada sebuah lembah yang subur seluas kurang lebih 1,5 hektar.  Topografinya berbukit dan sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan dan kolam. Selebihnya digunakan untuk  lahan pertanian berupa sawah. Secara administratif, kampung ini berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi kampung tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Untuk sampai dikampung naga, dari area parkir kami harus menuruni tangga yang katanya berjumlah 360 anak tangga. Wah kebayang gak sih anak – anak dan para pekerja harus naik turun tangga total hampir 700 anak tangga setiap harinya. Maka sudah dipastikan masyarakat di kampung naga ini mempunyai fisik dan jantung yang kuat

Adat Istiadat Masyarakat Kampung Naga
Ketika sampai, kami melapor terlebih dahulu ke salah satu masyarakat disana dan setelah itu kami ditemani berkeliling kampung naga sambil diceritakan sejarah dan adat istiadat kehidupan masyarakat disini. Tradisi adat yang masih lekat dan dipertahankan ialah dengan keberadaan rumah-rumah adat mereka yang berbentuk rumah panggung dengan berdindingkan bamboo dan atap yang terbuat dari ijuk karena tidak boleh terbuat dari genteng. Dikampung ini juga belum ada listrik dan mereka menolak untuk listrik masuk ke kampung ini dengan alasan agar warga disini semuanya sama tidak ada yang terlihat lebih berkecukupan. Mayoritas masyarakat kampung naga beragama islam yang masih sangat taat adat - istiadat serta keyakinan nenek moyangnya. Terdapat bedug yang digunakan untuk memberi tanda waktu solat dan juga kentungan sebagai tanda untuk berkumpul apabila ada permasalahan ataupun hal yang ingin disampaikan ke masyarakatnya. Mayoritas masyarakat disini merupakan seorang petani dan juga pembuat kerajinan tangan seperti suling bamboo dan beberapa alat musik tradisional lainnya.





Kampung Naga
Selain mempelajari kehidupan budaya dan adat – istiadat masyarakat kampung naga kita juga dapat menikmati keindahan kampung ini. Wilayah dikampung ini masih sangat asri dengan banyak pepohonan juga terdapat hamparan sawah yang luas membuat siapa saja yang melihatnya merasa sejuk dan rileks. Tatanan perumahan disini juga ditata dengan sangat rapih dan bentuk bangunan yang seragam membuatnya terlihat sangat tersusun. Tanah kosong yang terdapat dikampung ini dijadikan tempat bermain untuk anak – anak seperti bermain bola. Jika kalian ingin menginap di kampung ini maka penduduk setempat akan senang hati menyambut kalian. Namun, kalian harus memberitahu kurang lebih 2 minggu sebelumnya dan tidak bisa mendadak.





Bagaimana? Kalian tertarikkah untuk mencoba bermalam dan merasakan kehidupan adat – istiadat dan kebiasaan masyarakat kampung naga? Yuk silahkan dicoba!


-enjoy-
" Travel is like endless university, you never stop learning" - Harvel Lloyd

You Might Also Like

0 Comments