Bukannya Enggak Bisa, Tapi Enggak Mau

Belakangan kalimat ini sedang sering muncul dipikiran.  Awalnya aku enggak kepikiran sama sekali mengenai kalimat ini, tapi setelah beberapa kejadian belakangan yang terjadi di hidupku, baru sadar bahwa kalimat itu ternyata benar adanya.


Kejadian pertama yaitu waktu kuliah aku mendapatkan tugas simulasi hysys dalam suatu mata kuliah yang mengharuskan saya mengerjakannya sendiri. Jujur, aku enggak bisa sama sekali simulasi dan biasanya lebih memilih untuk teman kelompokku yang lain untuk membuat simulasi dan aku yang menganalisis hasilnya, namun dikarenakan ini merupakan tugas individu yang memaksakanku untuk bisa, akhirnya aku mencoba mengerjakan dengan meminta bantuan teman. Walaupun sulit dan sempat gagal beberapa kali karena simulasinya tidak jalan, namun pada akhirnya aku berhasil mengerjakan tugas simulasi yang sangat sulit itu.

Kejadian kedua yaitu saat aku menginginkan untuk ikut acara fun run. Pada awalnya aku yang kehabisan kuota untuk ikut acara BRI run setelah berkali - kali mencoba beberapa cara agar bisa mendapatkan tiketnya. Namun Allah SWT punya rencana lain dengan mengizinkanku untuk ikut acara fun run yang lain di Ancol. Aku yang biasanya tidak jadi untuk mendaftar karena tidak tahu bagaimana caranya kesana dan dengan siapa, namun kali ini saya nekat untuk tetap mendaftar. Ternyata lagi - lagi aku dimudahkan dengan papa yang entah kenapa mau aja mengantar dan menemani saya untuk mengambil race pack dan mengikuti event itu.

Kejadian ketiga yaitu saat anggota kelompok aku enggak ada yang bisa membuat banner, aku yang notabene enggak pernah sama sekali menggunakan photoshop dan selalu berpikiran enggak akan bisa menggunakan photoshop, entah mengapa nekat menawarkan diri untuk membuat banner untuk mata kuliah perancangan pabrik kelompok. Aku mulai mencari - cari bagaimana cara menggunakan photoshop lewat google dan aku mulai mencoba menerapkan apa yang aku dapatkan untuk memulai membuat banner. Ternyata saya bisa juga untuk membuat banner di photoshop dengan hanya bermodalkan langkah – langkah yang diberitahu di internet (yah walaupun masih standard banget designnya hahaha).

Kejadian ke empat yaitu saat saya di haruskan mengubah variabel penelitian saya LAGI (yang entah sudah diubah berapa kali sampai udah mau setress kayaknya) setelah aku berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi. Aku yang awalnya nurut - nurut aja dengan perintah dosen karena aku malas untuk memikirkan variabel, kali ini aku sangat kekeh enggak ingin mengubah variabel. Aku berpikir keras argumen apa yang bisa disampaikan agar dosenku memperbolehkan untuk enggak mengubah variabel. Setelah berpikir dan mencari literatur untuk meyakinkan, dan yup berhasil.

Empat kejadian diatas menyadarkan bahwa didunia ini sebenarnya tidak ada yang tidak bisa kita lakukan asalkan kita mau mencoba dan berusaha.  Selama ini kita lebih sering menyerah sebelum mencoba, bahkan tidak mau mencoba, malas, terlalu nyaman di zonanya, enggak PD (termasuk saya sendiri haha), dan enggak mau ribet. Namanya juga manusia yang kebanyakan ingin mendapatkan hasil bagus tanpa mau melakukan usaha yang maksimal ( mau yang instan saja). Terkadang, kita harus ditemukan dengan situasi dan kondisi yang sangat terpaksa dahulu baru kita mau mencoba. Memang ada yang mengatakan bahwa the beginning is always the hardest but we have to give a try because if we don’t even give a try, how can we know the result will be turned as good or bad? Where there is a will, there is a way! So Try, Work Hard, and Don’t Give Up until you get what you want.


Sekian cerita kali ini, semoga bermanfaat :)
-enjoy-
"Cogito ergo sum ( aku berpikir maka aku ada), Certamen ergo sum (aku berjuang maka aku ada) "

You Might Also Like

0 Comments