Seseorang pernah bilang, sekalinya kamu mendaki
gunung dan lihat keindahannya pasti kamu penasaran pengen mendaki gunung yang
lain. Sebenarnya dari dulu banget, gara – gara liat foto kakak spupu di
berbagai gunung, Aku jadi pengen banget naik gunung tapi maunya yang pendek aja dulu
karena takut fisik enggak kuat dan ya izin orang tuanya juga susah maklum kan anak perempuan tau sendiri. Aku menemukan gunung papandayan sebagai gunung
yang agak tinggi dengan jalur pendakian yang tidak terlalu ekstrim. Udah lama
banget ingin naik gunung ini tapi gak ada temen (maklum dulu belum kenal
Backpacker Jakarta). Setelah kenal dan ada jalan – jalan ke gunung papandayan,
Aku langsung bersemangat untuk ikut (terimakasih backpackerjakarta yang
perlahan tapi pasti mewujudkan tempat – tempat impianku). Aku lagi – lagi mengajak rupi (sampe bosen kali diajakin terus) dan satu yang masih baru juga yaitu
gilang. Aku bersyukur kenal rupi, tanpa rupi kayaknya aku gak akan bisa juga
buat ke papandayan karena sama sekali gak punya peralatan gunung, udah
minjem pun masih minta tolong rupi untuk bawain barang (matras dan sleeping
bag) karena gak punya tas gunung cuma pake ransel biasa dan gak muat, harap
maklum. Tenang aja, rupi ini orang ambon yang terkenal kuat kalau cuma minta bawain matras sama sleeping bag aja mah gampang bagi dia hehehe
Selamat Pagiii |
Akhirnya sekitar jam 08.00 WIB kami sampai di Tegal Alun. Tegal alun merupakan area konservasi bunga edelweiss kalo diliat seperti kebun bunga edelweiss bagus banget. Akhirnya keinginanku melihat bunga edelweiss kesampaian juga dikasih bonus banyak banget lagi bunganya. Jadilah saya befoto – foto disana, sayangnya bunga ini enggak boleh dipetik untuk dibawa pulang karena nanti jadinya rusak. Jadi yaudah bawa pulang fotonya aja enggak apa – apa deh.
-enjoy-
Sumber foto : Saya & Anggota Pendakian Papandayan
Take nothing but pictures
Leave nothing but footprints
Kill nothing but time
- John Muir -
0 Comments